Kriteria teknis
Pendidikan dan pelatihan: Memiliki latar belakang pendidikan formal di bidang teknik sipil, atau jurusan terkait lainnya. Pelatihan nonformal yang relevan juga sangat penting.
Sertifikasi: Memiliki sertifikasi kompetensi dari lembaga yang berwenang, seperti Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk skema Pengawas Pekerjaan Beton atau sertifikasi terkait lainnya, seperti dari American Concrete Institute (ACI).
Pengalaman kerja: Memiliki pengalaman kerja yang memadai dalam mengawasi proyek konstruksi, khususnya yang melibatkan pekerjaan beton.
Pemahaman mendalam tentang standar dan spesifikasi: Menguasai standar nasional (SNI) yang relevan, seperti SNI tentang persyaratan beton struktural, serta standar spesifikasi teknis lainnya.
Pengetahuan tentang bahan: Memahami karakteristik dan persyaratan bahan penyusun beton (semen, air, agregat, dan bahan tambahan).
Pengetahuan tentang proses produksi: Menguasai prosedur pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan, dan perawatan (curing) beton.
Keahlian pengujian: Mampu melakukan atau mengawasi berbagai jenis pengujian, baik di laboratorium maupun lapangan, seperti:
Uji slump: Memeriksa konsistensi dan kekentalan beton.
Uji kuat tekan: Menguji sampel silinder atau kubus beton pada usia tertentu (misalnya, 7, 14, dan 28 hari).
Uji nondestruktif (NDT): Melakukan pengujian tanpa merusak struktur, seperti hammer test atau ultrasonic pulse velocity (UPV), untuk beton yang sudah terpasang.
Keterampilan personal
Teliti dan detail: Memiliki ketelitian tinggi dalam memeriksa setiap detail proses dan produk, dari awal hingga akhir, serta mampu menjaga dokumentasi yang akurat.
Kemampuan analisis: Mampu mengumpulkan dan menganalisis data hasil pengujian untuk mengidentifikasi masalah atau tren yang tidak sesuai standar.
Pemecahan masalah: Mampu mengevaluasi penyimpangan dan mengidentifikasi penyebab masalah kualitas, lalu memberikan solusi yang tepat.
Komunikatif dan koordinatif: Mampu berkomunikasi dengan efektif dengan tim proyek, termasuk mandor, pekerja, dan manajemen, untuk memastikan semua prosedur diikuti dengan benar.
Integritas dan profesionalisme: Memiliki integritas tinggi dalam menjalankan tugas, tidak mudah dipengaruhi, dan menjunjung tinggi standar kualitas tanpa kompromi.
Manajemen waktu: Mampu melakukan penjadwalan dan mengelola pengawasan sesuai dengan jadwal proyek.